Rabu, 21 Mei 2014

Harapan dalam 'Shawshank Redemption'

''hope is a good thing, maybe the best of things, and no good thing ever dies''.

Waktu adalah hal yang paling sering 'dipermainkan' oleh kaum revolusioner. Ada yang sering menganggap waktu sebagai musuh. Di Cina, misalnya, Mao Zhe-dong seketika bersebrangan dengan kong hu-cu. Itu semua karena waktu. Mungkin ini juga sebabnya Mao Zhe-dong memerintahkan agar Kong Hu-cu tak diikuti. Kong Hu-cu mengatakan bahwa berlaku pelan bukanlah sesuatu yang salah, asal kita tak berhenti melakukan kerja. Mao tak terima. Mao 'melompat' dengan tujuan 'memotong' waktu sebagai tebusan untuk mengejar-karena terlampau jauh-ketertinggalan dengan dunia kapitalis. Namun tidak dengan Khumaini dan revolusinya yang gilang gemilang. Senada dengan Kong Hu-cu, khumaini betul-betul mengatur strategi dengan matang hingga memakan waktu. Pelan namun pasti kekuasaan tiran ditumbangkannya, walau ia mengecup manisnya revolusi dalam umur yang tua, 70an tahun.

Baik Mao, Khumaini dan Kong Hu-cu melakukan semua tahapan itu semata-mata demi sebuah harapan yang harus diwujudkan. Andi Dufrense, tokoh utama dalam film shawshank redemption juga mengajarkan bahwa berharap untuk kebahagian harus terus di kejar. Tak peduli dengan waktu bahkan tekanan sekalipun. Memakan waktu lama juga tak masalah. Seperti beberapa proses geologi yang disukai andi, semua berhubungan dengan 'time and presure'. Yang penting hasil yang sukses. Bukankah batubara baru bisa difungsikan setelah melalui proses tekanan dan pematangan selama ratusan juta tahun.

Shawshank redemption adalah sebuah film yang bercerita tentang sebuah penjara dan segala dinamika yang terjadi didalamnya. Penjara shawshank yang hanya memuat orang-orang dengan kasus berat. Hukuman seumur hidup. Andi dufrense berada didalamnya karena dituduh membunuh istri dan selingkuhannya. Andi mempunyai seorang sahabat yang bernama Red. Red pernah berkata pada andi bahwa disini, dipenjara ini bukanlah tempat untuk mempunyai harapan. ''Harapan adalah hal yang berbahaya, ia bisa membuatmu gila. Harapan hanya untuk orang-orang diluar sana, bukan didalam sini'' ujar Red. Andi terdiam. Ia menyimpan kata-kata Red dan berniat membuktikan bahwa Red salah. Tentunya dengan sebuah hasil. Brooks, juga sahabat andi dan red, seolah membuktikan bahwa red benar. Brooks telah terpenjara didalam shawshank selama 50 tahun. Ia sampai merasa bahwa dunia hanya selebar shawshank. Ketika ia mendapat pembebasan bersyarat, ia ketakutan dan tidak siap menghadapi dunia yang real. Raut muka yang ketakutan dan gelisa mengisi rona wajahnya. Bagi brooks dunianya adalah seluas penjara. Ia orang penting dan terpelajar didalam penjara, tapi tak berguna di luar. Ia tak tahan dan akhirnya menggantung dirinya hingga wafat.

Apa yang terjadi pada brooks? Pantas saja, para psikolog dan antropolog menghasilkan suatu kesimpulan tentang jiwa para pengungsi yang terusir dari 'rumah'. Kita masih bisa melihatnya hingga saat ini bagaimana terdamparnya warga palestina di jalan-jalan 'rumah' orang, yordania. Mereka kehilangan orientasi fundamental yang membuat segalanya menjadi relatif dan tak bertujuan. Rumah mereka, akar-akar budaya, identitas semuanya yang dulunya tetap kini lenyap. Kini mereka para migran berada di tempat unik, merasa tersesat, pengap, dan seketika mereka merasa 'dunia' mereka secara harfiah telah layu, lemah, dan akhirnya tamat.



Harapan, menurutku itulah sebabnya. Brooks tak pernah punya harap untuk kehidupan yang lebih maju. Kehidupan yang lebih progresif. Ia tak pernah mempersiapkan seperti apa kehidupan didepan yang pasti akan dilalui, tapi tak pasti tahu seperti apa yang kelak terjadi dikemudian hari. Sekali lagi Brooks tak pernah punya harap, keinginan, obsesi dan cita-cita. Sama halnya dengan para pengungsi, mereka tentu punya setitik harap, tapi tanpa tindakan dan ketakutan menghadapi tekanan. Waktu memakan usia mereka sia-sia. Tidak seperti para pejuang yang mempertahankan kedudukan mereka ditanah tercinta. Mereka berjuang, mereka menerima tekanan, mereka berevolusi, demi sebuah harapan yang indah.

20 tahun andi dufrense merancang sebuah 'revolusi pelarian diri'. Hanya dengan sebuah palu kecil dan kemampuannya di bidang perbankan dan pajak. Puluhan tahun ia membantu kepala penjara yang korup, untuk menggelapkan uang korup. Andi tahu sistim perbankan. Dengan mudah ia mengelabui dan menipu bank untuk menyimpan uang korup penjara dengan nama yang diciptakannya sendiri. Nama yang hanya sebuah nama tanpa wujud orangnya. Setelah berhasil melarikan diri dengan cara yang anda para pembaca yang harus menontonnya sendiri, andi menghilang tanpa jejak dan hidup di wilayah pantai samudra pasifik dengan miliaran uang hasil korup sang kepala penjara.

Harapan lah yang menjadi pesan film ini. Berani berharap artinya berani untuk berjuang dan menerima segala tantangan. Berani berharap juga berarti bersiap untuk berproses menjadi lebih baik. Harapan Andi untuk dapat merevolusi penjara dan hukum serta dapat menghukum para pejabat yang korup tercapai. Inilah yang membuat andi selalu bisa berfikir demi mewujudkan harapanya dan waktu menjadi tak terasa. Red berkata, orang akan melakukan banyak hal dalam penjara untuk membunuh waktu dan jenuh. Andi membuktikan ia bisa selalu berkarya dalam penjara dan tak perlu gantung diri didunia yang nyata. Diluar penjara ia sempat berkirim surat kepada red dan mengatakan dalam surat itu bahwa, harapan adalah hal yang baik, mungkin yang terbaik dari sesuatu, dan tidak ada hal baik yang pernah mati

Makanya dalam salah satu doa yang di ajarkan Rasul yang agung ada yang berbunyi, ''IRHAMM MARRA'SUMA LIHII RAJAA, Kasihanilah orang yang modalnya adalah pengharapan.''


Tidak ada komentar:

Posting Komentar