Rabu, 21 Mei 2014

F for Freedom, V for Vendetta

Apa yang ada dibelakang kulit dan daging diwajah kita yang kerap kali jarang dipuja? sebuah ide jawabannya. Tidak seperti pembungkus yang paling luarnya alias wajah yang sering sekali menjadi tolak ukur kesuksesan, ide seringkali menjadi seperti aktor yang keluar terakhir kali pada sebuah pegelaran teater. Ia tak begitu diharapkan kemunculannya cepat-cepat. Ia dianggap bisa berkembang dengan berjalannya waktu. Yang penting bagaimana menampilkan yang menarik mata, menggelorakan libido, mengawurkan tingkah laku. V peran utama dalam V for Vendetta harus membatalkan pandangan itu. Ia tampil dalam topeng nyata yang bisa dipesan. Seraya ingin menyadarkan bahwa wajah ini hakikatnya topeng walau ia permanen tak bisa dipesan. Bibir bisa selalu tersenyum walau jiwa dalam kondisi gelisah dan marah. Itulah yang dipilih V, topeng yang selalu penuh senyum, dengan bibir setengah lingkaran membengkok keatas. Artinya suka, bahagia, yakin.

V for Vendetta adalah sebuah film tentang ide. Ide yang mampu meledakkan sebuah 'bangunan parlemen' yang menjulang atas nama keserakahan dan kejahatan. Ide yang menelorkan sebuah revolusi yang memang sudah seharusnya dahsyat terkadang mengerikan. Kekuatan fasis menguasai inggris. Kejahatan, penguasaan total pada rakyat tanpa demokrasi adalah jalan yang ditempuh penganut fasis, setidaknya dalam film itu begitulah yang terjadi. Keping-keping runtuhan parlemen membententur kesetiap kepala hingga bergeraklah mesin kesadaran dalam jiwa dan otak setiap masyarakat dan musnahlah kekuatan fasis yang menjadi dasar kebijakan inggris saat itu.

Film V for Vendetta yang diracik dari sebuah novel karya Alan Moore dan David Lloyd rupanya setuju dengan pendapat Plato tentang ide. Ide dalam benak plato adalah abadi. Ia menyusup kedalam tubuh atau indra dan ia tak terikat olehnya. Ia adalah hasil dari proses dalam ranah rasio sadar yang menurutnya lagi tak peduli dengan lingkungan tak terusik oleh keadaan dan musnahnya raga serta lenyapnya waktu. Ia langgeng dan abadi (eternal). Plato menyatakan : …..(Siapa yang mengetahui dzatnya, dirinya menjadi dewa/tuhan). Al Ghazali mengatakan : tutuplah matamu agar kamu melihat. Maksud dari kedua pernyataan itu adalah ada yang lebih bermanfaat dari sekedar fungsi mata untuk melihat. Ide adalah hasil olah otak dan jiwa dalam sebuah perenungan, ia tak membutuhkan indra untuk berfungsi, bahkan mata yang terpejam dan gelap bisa lebih tajam menghasilkan sebuah ide. Ide-ide merupakan sistem norma atau standar untuk mengukur apakah sesuatu itu memiliki nilai atau tidak. Ide-ide itu adalah gambaran paling sempurna dari segala sesuatu dan menjadi tujuan tertinggi dari segenap moral dan estetika. Melalui gambaran ideal itu, setiap perilaku moral dan etika dapat ditentukan baik buruknya. V mengatakan tentang ketakmusnahan dan ketakberubahan ide dalam satu kalimat yang menghantam militer ketika sepucuk senjata yang ditodongkan kepadanya, “Beneath this mask, there is more than flesh, beneath this mask there is an idea, and ideas are bulletproof.” Tafsirannya, ide bukan tandingan sebuah peluru, ia tetap abadi walau topeng yang membungkusnya bisa musnah.

and ideas are bulletproof
Kembali ke film. V adalah korban dari keserakahn dan kekejaman dinasti fasis saat itu. Ia bisa dikatakan satu satunya yang selamat. Dendam kesumat atas ketidakberesan dunia yang dipijaknya membuat V memutar kepalanya demi sepercik ide tentang perubahan. Banyak yang menyesalkan tindakan V yang difilm itu sangat anarkis. Tapi saya setuju. Sebuah revolusi terkadang membutuhkan pengorbanan. Toh yang dianiaya V adalah orang orang yang memiliki catatan kejahatan yang tak ternilai agungnya. Dalam ilmu psikologi, prilaku manusia tak bisa dipahami maknanya kecuali dilihat dari sisi motivasi yang menyertainya, baik itu motivasi biologis, psikologis atau spiritual. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu (Wikipedia). Evey, orang yang paling pertama tahu apa yang direncanakan V awalnya tak menyetujui dan marah dengan tujuan V. alasan V lah yang menyebabkan Evey mendukung rencananya. Semua itu demi sebuah tujuan mulia. Evey memahami prilaku V dari motivasi yang diusungnya. Ada ucapan Voltaire yang sangat terkenal, ‘it is dangerous to be right when the government is wrong.” Begitulah semangat revolusi.

Alhasil ide yang merupakan hasil dari perenungan dan pemikiran adalah hal yang menjadi syarat keberlagsungan hidup ini. Terlepas dari pro kontra terhadap film itu, ide adalah hikmah yang ingin disampaikan oleh film itu. Ide bisa dikatakan adalah masterpiece ciptaan Tuhan hasil dari proses akal yang menjadi kebanggaan Tuhan akan ciptaanNya, manusia. Manusia menjadi mahkluk tersempurna karena ide yang mampu diaplikasikan. Dan ide sekali lagi anti peluru.

Jakarta, setengah jam lagi menuju tgl 1 juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar